Gunung SInabung Kembali Bererupsi Lagi
Gunung Sinabung Kembali Bererupsi Lagi
Setelah sebulan istirahat memuntahkan abu vulkanik, Gunung Sinabung
kembali bergejolak pada Senin 19 Februari 2018. Kali ini letusannya
sangat dahsyat, dan menjadi yang terbesar dalam sejarah Gunung Sinabung.
Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, meletus hebat pukul 08.54 WIB.
Baca juga info : kursus bahasa
inggris
"Gunung Sinabung
meletus pagi ini dengan tinggi kolom abu mencapai kurang lebih 5.000
meter," tulis Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam akun
twitternya, @Sutopo_PN, Senin (19/2/2018).
Menurut Sutopo, dalam letusan tersebut terdengar suara bergemuruh.
Selain itu, awan panas juga menyembur dari kawah gunung dengan jangkauan
ke arah timur laut. "Sejauh 3,5-4,9 km dan ke arah selatan sejauh 4.900
m," lanjut Sutopo.
Tingginya semburan abu vulkanik pada letusan kali ini, yakni setinggi
5 kilometer, disebut sebagai letusan yang terdahsyat pada 2018.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG) pos pantau Gunung Sinabung, jarak luncur abu vulkanik sektoral
Selatan-Tenggara 4.900 meter dan sektoral Tenggara-Timur 3.500 meter.
Baca juga info : info
kursus bahasa inggris
Selanjutnya awan panas letusan dengan jarak luncur 4.900 meter
mengarah ke Selatan. Teramati gugur dengan jarak luncur 1.000-1.500
meter mengarah ke Tenggara dan visual tertutup abu.
Saat erupsi, juga terjadi gempa. Sutopo menerangkan, sejak pukul
06.00 WIB hingga 12.00 WIB telah berlangsung 1 kali gempa letusan dengan
607 detik, 1 kali awan panas letusan dengan durasi 607 detik, dan 10
kali awan panas guguran dengan durasi 195-792 detik.
"Kemudian 14 kali gempa guguran, 5 kali gempa hembusan, 1 kali gempa
low frekuensi, dan 5 kali gempa vulkanik dalam," uajr Sutopo.
Dia juga menyebutkan, dalam letusan Gunung Sinabung kali ini selain abu vulkanik dan gempa, bebatuan kecil juga meluncur dari perut Sinabung.
"Batuan kecil juga menghujani 5 kecamatan itu. Hujan kerikil kecil
juga masih terjadi seperti di Desa Kuta Mbaru dan Kuta Rakyat hingga
pukul 10.00 WIB," sebut Sutopo.
Baca juga info : info biaya kursus bahasa inggris
Besarnya letusan membuat sejumlah desa di Kabupaten Karo gelap gulita akibat tertutup material abu vulkanik.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo
Martin Sitepu mengatakan, desa-desa yang gelap gulita tersebut berada di
sejumlah kecamatan, mulai dari Simpang Empat, Payung, Tiga Nderket,
Naman Teran, hingga Munthe.
Baca juga info : kursus bahasa inggris di al azhar pare
"Gelap gulita Karo sekarang ini. Warga juga kita imbau untuk selalu memakai masker," ucap Martin.
Meski demikian, Martin mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak
perlu panik. Sebab, menurut dia, kondisi tetap normal. Namun, Martin
mengungkapkan bahwa dampak erupsi Gunung Sinabung kali ini sangat luar
biasa, hingga menyebabkan sejumlah desa di Karo gelap gulita.
"Imbauan kita, warga menjauhi zona merah yang telah ditetapkan petugas," kata Martin.
Sementara Kepala Bidang Humas Polda Sumatera Utara Kombes Rina Sari
Ginting menyebutkan, total ada delapan kecamatan di Kabupaten Karo yang
terdampak letusan Seinabung.
Di antaranya Kecamatan Simpang Empat, Naman, Teran, Payung, Tiganderket, Kutabuluh, Munte, Tigabinanga, dan Kecamatan Juhar.
Baca juga info : info
kursus bahasa inggris mudah
"Di 2018 ini, berdasarkan laporan yang masuk ke kita merupakan yang terdasyat dan tertinggi," kata Rina, Senin (19/2/2018).
Ia menerangkan, di Kecamatan Simpang Empat ada lima desa yang terkena
dampak. Di Kecamatan Naman Teran sembilan desa terdampak, Kecamatan
Payung seluruh desa terdampak, dan Tiganderket seluruh desa terdampak.
Kemudian di Kecamatan Kutabuluh juga seluruh desa yang terdampak, di
Kecamatan Munte ada sembilan desa, Tigabinanga tujuh desa, dan di
Kecamatan Juhar lima desa yang terkena dampaknya.
"Saat erupsi terjadi, ketebalan abu di jalan mencapai 5 sentimeter dan jarak pandang ke depan kurang lebih 2 meter," ucap Rina.
Baca juga info : kursus bahasa
inggris di pare
Akibat
erupsi, aktivitas masyarakat di sebagian wilayah dihentikan karena
tebalnya hujan debu vulkanik. Tidak hanya itu, aktivitas belajar
mengajar di sejumlah sekolah juga dihentikan sementara.
"Saat ini Polres Tanah Karo di bawah pimpinan Kapolres Tanah Karo AKBP Benny R. Hutajulu turun ke lokasi untuk mengevakuasi masyarakat," ucap Rina.
Dia mengungkapkan, Polres Tanah Karo beserta Polsek Simpang Empat dan Polsek Payung sedang berpatroli ke desa-desa untuk mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terkait erupsi Gunung Sinabung yang akan terjadi sewaktu-waktu, sekaligus memberikan masker kepada masyarakat.
Pihak Polres Tanah Karo juga mengarahkan mobil ambulans, AWC Watercanon dan truk Dalmas ke daerah yang terdampak untuk mengevakuasi masyarakat sembari menyiram sarana dan prasarana jalan yang terkena dampak.
"Untuk situasi saat ini di wilayah hukum Polres Tanah Karo masih aman dan kondusif," Rina menandaskan.
Meski merupakan letusan terdahsyat sepanjang sejarah Sinabung, namun tidak ada korban jiwa dalam erupsi kali ini. Juga tidak ada tambahan pengungsi. Pengungsi lama sudah ditempatkan di hunian sementara dan sebagian mendapat bantuan sewa rumah dan lahan pertanian dari BNPB.
"Tidak ada korban jiwa dari letusan Gunung Sinabung. Sebab seluruh daerah berbahaya yang merupakan zona merah telah kosong penduduknya," ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Guna mengantisipasi kejadian terburuk, sebagian masyarakat dievakuasi pasca letusan. Namun pada siang hari, aktivitas masyarakat kembali normal kembali. Ini karena masyarakat sudah terbiasa melihat letusan Gunung Sinabung.
"Kebutuhan mendesak adalah masker dan mobil tangki untuk menyemprot abu vulkanik di jalan dan permukiman warga," sebut Sutopo.
Pascaletusan, PVMBG menaikkan VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) Sinabung dari orange menjadi merah. Artinya, penerbangan pesawat tidak boleh melintasi sekitar Gunung Sinabung karena berbahaya.
Saat ini masyarakat dan pengunjung diimbau tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan dalam jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, di dalam jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur, serta di dalam jarak 4 km untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung.
Selain zona merah dan radius 7 kilometer dari puncak Gunung Sinabung, masyarakat di sekitar Sungai Laborus juga diharapkan untuk terus waspada saat hujan terjadi, karena daerah tersebut merupakan aliran lahar.
Warga yang berada di pinggiran Sungai Laborus diminta waspada. Karena Gunung Sinabung masih terus berpotensi terjadi awan panas dan guguran lava, serta erupsi. Petugas juga terus memantau aktivitas Gunung Sinabung.
Baca juga info : Info kampung inggris pare
"Saat ini Polres Tanah Karo di bawah pimpinan Kapolres Tanah Karo AKBP Benny R. Hutajulu turun ke lokasi untuk mengevakuasi masyarakat," ucap Rina.
Dia mengungkapkan, Polres Tanah Karo beserta Polsek Simpang Empat dan Polsek Payung sedang berpatroli ke desa-desa untuk mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terkait erupsi Gunung Sinabung yang akan terjadi sewaktu-waktu, sekaligus memberikan masker kepada masyarakat.
Pihak Polres Tanah Karo juga mengarahkan mobil ambulans, AWC Watercanon dan truk Dalmas ke daerah yang terdampak untuk mengevakuasi masyarakat sembari menyiram sarana dan prasarana jalan yang terkena dampak.
"Untuk situasi saat ini di wilayah hukum Polres Tanah Karo masih aman dan kondusif," Rina menandaskan.
Meski merupakan letusan terdahsyat sepanjang sejarah Sinabung, namun tidak ada korban jiwa dalam erupsi kali ini. Juga tidak ada tambahan pengungsi. Pengungsi lama sudah ditempatkan di hunian sementara dan sebagian mendapat bantuan sewa rumah dan lahan pertanian dari BNPB.
"Tidak ada korban jiwa dari letusan Gunung Sinabung. Sebab seluruh daerah berbahaya yang merupakan zona merah telah kosong penduduknya," ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Guna mengantisipasi kejadian terburuk, sebagian masyarakat dievakuasi pasca letusan. Namun pada siang hari, aktivitas masyarakat kembali normal kembali. Ini karena masyarakat sudah terbiasa melihat letusan Gunung Sinabung.
Baca
juga info : daftar kursus kampung inggris pare
"Kebutuhan mendesak adalah masker dan mobil tangki untuk menyemprot abu vulkanik di jalan dan permukiman warga," sebut Sutopo.
Pascaletusan, PVMBG menaikkan VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) Sinabung dari orange menjadi merah. Artinya, penerbangan pesawat tidak boleh melintasi sekitar Gunung Sinabung karena berbahaya.
Saat ini masyarakat dan pengunjung diimbau tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan dalam jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, di dalam jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur, serta di dalam jarak 4 km untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung.
Selain zona merah dan radius 7 kilometer dari puncak Gunung Sinabung, masyarakat di sekitar Sungai Laborus juga diharapkan untuk terus waspada saat hujan terjadi, karena daerah tersebut merupakan aliran lahar.
Warga yang berada di pinggiran Sungai Laborus diminta waspada. Karena Gunung Sinabung masih terus berpotensi terjadi awan panas dan guguran lava, serta erupsi. Petugas juga terus memantau aktivitas Gunung Sinabung.
Baca juga info : Info kampung inggris pare
Komentar
Posting Komentar